STM 2003 - TANGERANG - Anda beberapa kali ditanya orangtua dan keluarga, "kapan menikah" karena umur sudah cukup. Selanjutnya buru-buru mencari calon menikah untuk melegakan orangtua Atau sudah pacaran lama, akan tetapi gak juga menikah, agak malu dianggap gak bertanggungjawab lalu buru-buru menikah. Atau karena teman-temanmu seangkatan sudah menikah dan punya anak bahkan lebih dari satu, terus kamu memutuskan menikah? Atau kamu tidak enak mau memutuskan pacarmu dan pasrah saja saat diajak menikah ma orang yang tak di cintai? Pertanyaannya? apakah menikah adalah pilihan yang tepat bagimu dan keluargamu? Apa yang perlu kamu ketahui sebelum kamu siap untuk mengikat janji pernikahan nanti? Coba jawablah beberapa pertanyaan dibawah ini sebagai introspeksi diri anda :
Apa yang kamu cari dalam hidup pernikahan nanti?
Pertanyaan ini nampaknya sangat filosofis dan susah untuk dijawab oleh anda. Akan tetapi coba carilah jawaban sederhana yang spontan dari dirimu. Andai anda hanya fokus pada perubahan status dari single to married atau fokus pada mencari kebahagiaan dalam pernikahan nanti, silakan untuk merenung dulu sebelum mengikat janji suci ini. Suatu kebahagiaan itu pasti hal yang dicari dan setiap orang berhak untuk bahagia. Akan tetapi saat sudah menikah, timbul pertanyaan ?apakah momen bahagia itu datang setiap detik dan waktu? Mungkin ada kalanya yang tidak muncul saat pacaran,maka akan muncul pada saat menikah nanti. Okay, coba saya ganti pertanyaan yang saya lontarkan di atas dengan pertanyaan yang lain : Apakah siap anda menghadapi susah dan sedih bersama pasanganmu? Apakah siap anda menerima dan melengkapi kekurangan pasanganmu?Atau Apakah anda tidak bisa mentoleransi pada hal-hal yang bahkan sangat sepele dia lakukan? Misal jawaban dari pertanyaan yang terakhir adalah iya, maka renungkan baik-baik, apakah anda menyayanginya dengan sepenuh hati?
Apakah kamu tertarik pada pesta pernikahan dan bukan pernikahannya karena kamu suka pesta yang mewah?
Mungkin kue, bunga dan pernak-pernik pernikahan itu menarik semua.Akan teapi ada yang lebih dipertaruhkan daripada satu hari pesta pernikahan nanti. Pernikahanmu adalah seumur hidup kamu. Anda tidak hanya ingin menikah, anda ingin menikah dengan bahagia. Coba pikirkan tentang 50 tahun ke depan. Di lain hal membicarakan pesta pernikahan, coba diskusikan kesepakatan pranikah dengan pasanganmu, Anda uraikan bagaimana kalian akan menangani anak-anak, disiplin, sex education, pengelolaan uang, pembagian kerja, agama, karir, pensiun, mertua dan lain-lain.
Apabila anda tidak berencana untuk mendiskusikan topik ini maka kamu akan cenderung sulit di kemudian hari untuk menggabungkan dua kehidupan bersama-sama dalam satu wadah pernikahan
Mengapa kamu harus menikah?
Mencoba Jujurlah dalam mengevaluasi alasan kamu merencanakan pernikahan.Anda tulis daftar pro dan kontra tentang pasangan kamu dan hubungan kalian berdua. Apabila anda dan pasangan belum pernah membicarakan hal ini, anda pastikan adanya diskusi antara dua hati, mengapa kalian memutuskan untuk menikah sekarang?. An da pastikan tidak menikah untuk melarikan diri atau menghindari sesuatu hal. Apakah anda hanya ingin menikah dan itu saja alasan pernikahan anda ? Itu bukan alasan yang cukup baik menurut saya. Apabila anda mual atau demam atau merasa tidak enak badan setiap saat belanja baju pengantin atau catering atau perlengkapan pernikahan yang lain,coba perhatikanlah bahwa tubuhmu sedang berbicara dengan jujur. Sisihkan waktu untuk introspeksi diri anda . Anda ingin menikah sekali untuk selamanya bukan?
Bisakah Anda menerima masa lalu pasangan ?
Apakah kamu paham dan percaya menerima terhadap masa lalu pribadi pasangan? Itu hal terbaik untuk memprediksi perilaku masa depan adalah dari perilaku masa lalu yang relevan. Anda belajarlah dari hal tersebut. Bagaimana pasanganmu berperilaku dalam hubungan masa lalunya? Bagaimana pasanganmu berperilaku saat denganmu saat ini? Bagaimana pasanganmu belajar dari pernikahan orangtuanya yanglalu? Apa yang pasangan kamu pelajari tentang pernikahan orang tuanya itu? Lihatlah secara dekat orang tua pasanganmu nanti. Anak-anak belajar dari hidup mereka selamasampai saat ini. Bukan berarti anak dari orangtua bercerai lalu akan selalu bercerai begitu. Mungkin bahkan mereka akan lebih menghargai pernikahan dan mempertahankannya sampai tua nanti. Tetapi fokusnya adalah diskusikan tentang hal ini dalam sesi-sesi pacaranmu kini.
Sudahkah Anda mengkomunikasikan kebutuhan dan harapanmu pada pasanganmu di masa yang akan datang?
Kenali diri anda. Anda tidak dapat menentukan apakah seseorang adalah baik bagimu jika kamu sendiri tidak tahu kebutuhanmu sendiri. Hal ini tidak egois kok. Hal ini demi untuk memiliki tujuan dalam hubungan. yAkni saling mengungkapkan kebutuhan dan harapan sekarang sebelum menikah dan bukan ketika kamu sudah dalam pernikahan. Dan sampaikan apa yang benar-benar membuatmu menilai bahwa pasanganmu mutlak melanggar komitmen berdua? Sebaliknya apakah kamu juga tahu harapan dan kebutuhan pasangan anda tersebut?
Jadi intinya menikahlah saat kamu siap secara mental dan bukan saat kamu kesepian saja. Sudah sering mendengar hal inikan anda? Nah, sekarang coba renungkan beberapa pertanyaan di atas dan terapkan sebelum kamu mengikat janji nikah tersebut.
Posting Komentar