STM 2003 - Jika orang lain mengunjungi kita dan kita balas
mengunjunginya, hal ini tidak memerlukan
kekuatan mental yang tinggi. Bisa jadi
kita melakukannya karena merasa malu atau berhutang budi kepada orang tersebut.
Akn
tetapi, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, kemudian dengan sengaja kita mengunjunginya walau harus
menempuh jarak yang jauh dan melelahkan maka inilah yang disebut silaturahmi.
Sama
halnya kalau kita bersilaturahmi kepada
orang yang membenci kita, seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan
kita, kemudian kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah
silaturahmi yang sebenarnya.
Rasulullah
SAW pernah memberikan nasihat kepada para sahabat beliau, “Hendaklah kalian
mengharapkan kemuliaan hanya dari
Allah”.Kemudian para sahabat pun bertanya, “Apakah gerangan yang dimaksud itu
ya Rasulullah?” Rasulullah kemudian
bersabda lagi, “Hendaklah kalian suka menghubungkan tali silaturahmi kepada
orang yang telah memutuskannya, dan memberi sesuatu (hadiah) kepada orang yang
tidak pernah memberi sesuatu kebaikan/hadiah kepada kalian semua, maka
hendaklah kalian bersabar (jangan cepat marah) kepada orang yang menganggap
kalian bodoh” (HR. Hakim).
Dalam sebuah
hadis lain dikisahkan pula, “Apakah mau kalian aku tunjukkan amal yang lebih
besar pahalanya daripada shalat dan shaum?” Beliau Rasulullah bertanya kepada para sahabat. “Tentu saja ya Rasulullah,”
jawab mereka serentak.
Rasulullah
kemudian menjelaskan, “Maka damaikan yang bertengkar di antara kalian, menyambungkan
persaudaraan yang terputus di antara kalian, mempertemukan kembali
saudara-saudara yang terpisah jauh, menengahi berbagai kelompok dalam Islam,
dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang
besar pahalanya daripada shalat dan puasa. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan
umurnya dan diluaskan rezeki atas engkau, maka hendaklah ia menyambungkan tali
silaturahmi” (HR. Bukhari Muslim.
Posting Komentar